Judul Buku : Ayat Ayat Cinta
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika dan Pesantren Basmala Indonesia
Tebal : 406 Halaman
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika dan Pesantren Basmala Indonesia
Tebal : 406 Halaman
Sinopsis :
Fahri bin Abdillah adalah seorang mahasiswa S2 di universitas
Al-Azhar Cairo, Mesir. Hidup Fahri penuh dengan target. Keluarganya telah mengorbankan nyaris
segalanya agar dia bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Biaya untuk kuliah di
Al-Azhar Mesir didapat dari hasil menjual sawah warisan dari kakeknya. Untuk
itu Fahri membuat peta hidup: 2 tahun selesai master, 4 tahun selesai doktor
dan 4 tahun selanjutnya menjadi guru besar. Menikah ketika dia menulis tesis
magister. Berarti sekitar waktunya semakin dekat...... tapi siapa perempuan
beruntung itu?
Ada cerita tentang Maria Girgis seorang Kristen Koptik yang
berprilaku amat Islami, senang membaca Al-Quran bahkan hafal surat Maryam dan
Al-Maidah. Lalu ada Nurul seorang mahasiswi Indonesia di
Al-Azhar juga. Pintar, baik hati, cantik, sibuk menjadi ketua Wihdah namun
masih mau mengajar anak-anak membaca Al-Quran, terlebih lagi putri tunggal
seorang pengasuh pesantren besar di Jawa Timur. Nurul diam-diam mencintai
Fahri. Namun tak pernah punya keberanian untuk mengatakan atau memberi sinyal
kepada Fahri.
Kemudian Noura tetangga depan flat Fahri, adalah seorang
perempuan cantik yang mengalami kekerasan dalam rumahnya oleh ayahnya (Bahadur).
Sejak Fahri menolongnya keluar dari rumah itu dengan bantuan Maria dan Nurul,
Noura pun jatuh cinta dan mengirimkan surat cinta kepadanya.
Tapi... masih ada lagi.
Fahri mengenal gadis terakhir ini di metro. Fahri menolongnya dari amukan warga
Mesir karena gadis bercadar ini tak tega dan memberikan kursinya kepada seorang
ibu warga Amerika yang kepanasan. Sedangkan penumpang yang lain menganggap
kalau sekarang waktunya mereka memberikan pelajaran bagi turis Amerika itu atas
apa yang dilakukan oleh negaranya.
Dan siapakah perempuan itu? Bagaimana dengan perempuan-perempuan lain yang
menaruh hati pada Fahri? Bagaimana dengan akhir cerita cinta yang religius
ini....
***
Bagi para pencinta buku di tanah air, terutama penggemar buku-buku fiksi islami, pasti tidak asing lagi dengan nama Habiburrahman ElShirazy. Dialah penulis novel populer Ayat Ayat Cinta (AAC). Novel AAC adalah satu novel best seller, di mana penjualannya sudah mencapai angka 70.000 eksemplar.
Habiburrahman mengaku bahwa kandungan ayat-ayat Alquran telah menjadi ilham dan inspirasi baginya untuk menulis cerita dengan kata-kata yang indah. Ketika menadaburi Surat Zukruf ayat 64 dan Surat Yusuf yang berisi kisah cinta yang universal, ia terinspirasi untuk menulis dan jadilah novel Ayat Ayat Cinta yang mendapat sambutan hangat dari kaum muda muslim dan pencinta fiksi-fiksi islami (www.eramuslim.com).
Sejak baris pertama membaca novel ini, pembaca akan terjerat pada kehalusan penulis dalam memotret suasana alam Mesir. Fahri sebagai tokoh utama dikenalkan kepada pembaca melalui rangkaian kegiatan sehari-hari santri metropolis ini. Penulis berhasil menghidupkan tokoh Fahri, bahkan kita seolah-olah menjadi Fahri dalam novel ini.El Shirazy berhasil melukiskan suasana kehidupan Mesir yang menjadi latar belakang cerita ini dengan begitu mengesankan, karena ia mengalami sendiri hari-hari di negeri beribu kota Kairo ini. Kita seakan merasakan langsung suasana Mesir dalam panas 41 derajat Celsius. Gambaran budaya masyarakatnya. Humor-humor segar yang digunakan dan banyak lagi.
Memang benar apa yang dikatakan Hadi Susanto dalam pengantarnya, novel itu pas disebut sebagai novel pembangun jiwa. El Shirazy mampu menyisipkan pesan-pesan moral dalam ceritanya. Pesan dakwah dijasadkan dengan sangat halus yang jauh dari kesan dipaksakan. Bahkan tanpa kita sadari ilmu fikih dan akidah kita bertambah setelah kita mengikuti dialog-dialog yang disampaikan. Tidak main-main, sebagai novel pembangun jiwa, novel ini ditulis dengan menggunakan sepuluh referensi.
Novel ini pun mengandung kisah asmara yang romantis dan humanis. Hati kita akan gerimis usai membacanya. Kehidupan Fahri diwarnai dengan kisah hubungan lelaki dan perempuan. Perasaan Fahri diungkapkan dengan baik ketika ia harus menjadi rebutan tiga orang perempuan. Adegan percintaan pun dikemas dengan sangat manis dan cantik serta menggemaskan namun tidak terjatuh dalam kevulgaran.
Sebagaimana dikutip dari eramuslim.com, di balik penulisan novel ini El Shirazy mengungkapkan ketika menulisnya saja ia sampai menangis menghayati tokoh yang ada dalam cerita itu. Memang pada awalnya buku ini ditulis bertujuan untuk mengobati kerinduannya pada Kota Kairo, dan ini juga ditulis setelah ia tertimpa musibah kecelakaan, jadi lebih untuk memotivasi bahwa masih bisa berkarya setelah kejadian itu.
(sebagian dikutip dari Alex Diansyah pada www.pikran-rakyat.com/cetak/2006/0902006/25/teropong/resensi.htm dan dikutip juga dari www.mail-archive.com/daarut-tauhiid@yahoogroups.com/msg03908.html)